Lalu lintas kendaraan di Jakarta, Senin kemarin, secara umum masih lancar pascalibur Lebaran. Jalan-jalan protokol dan jalan utama belum menunjukkan kesibukan lalu lintas kendaraan berarti sebagaimana hari biasa yang selalu padat atau bahkan macet. Pemandangan tersebut terlihat antara lain di Jalan Sudirman, Jalan MH Thamrin, juga Jalan S Parman.
Salah satu penyebabnya adalah pelajar sekolah negeri kemarin belum masuk sekolah. Begitu juga sebagian pegawai negeri maupun swasta, masih menikmati cuti pribadi.
"Anak saya dua, semua di sekolah negeri. Mereka baru bersekolah besok (Selasa ini--Red). Kalau sudah sekolah, pasti jalan macet," kata Nuraida, warga kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Menurut pemantaun Suara Karya, suasana lalu lintas di jalan raya ramai lancar terlihat di Tol Serpong dan lingkar luar Jakarta (JORR). Kendaraan roda dua maupun roda empat bisa melaju hingga 60 kilometer per jam.
Kendati demikian, di sejumlah titik kondisi lalu lintas jalan raya itu sudah normal seperti biasa. Antrean panjang kendaraan dan lalu lintas yang padat merayap terlihat antara lain di kawasan Cawang, Jalan Gatot Subroto, Pulogadung, Pasar Minggu, Slipi, Mampang, Kampung Melayu, dan Kampung Rambutan. Polisi pun memberlakukan contra flow (melawan arus) di ruas Tol Cawang untuk menghindari kemacetan lalu lintas arah Semanggi dan Grogol.
Di Cawang, antrean panjang kendaraan terlihat hingga perempatan Kuningan. Kondisi lalu lintas padat merayap juga terlihat di tol dalam kota menuju Slipi dan persimpangan Senen.
Kepolisian bahkan melakukan rekayasa lalu lintas di kawasan Slipi (Jalan Gatot Subroto). Polisi terpaksa mengerahkan mobil pribadi, bus, hingga sepeda motor masuk jalur busway di sepanjang Jalan Gatot Subroto. Akibatnya, kemacetan juga terjadi di jalur busway.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Wahyono membenarkan, belum semua lalu lintas jalan raya di Jakarta kemarin normal. "Menurut pemantauan di TMC (Pusat Manajemen Lalu Lintas) dan petugas kami di lapangan, belum terjadi kepadatan lalu lintas seperti biasa," katanya.
Itu berarti, belum seluruh masyarakat Jakarta beraktivitas seperti biasa. "Mungkin baru 75 persen," ujar Wahyono.
Dia menjelaskan, kemarin juga belum ada perubahan terhadap titik kepadatan lalu lintas, seperti di Jalan Gatot Subroto, Kuningan, Mampang, Jalan Raya Pasar Minggu, juga Jalan Raya Dewi Sartika. "Antrean kendaraan tidak sampai melebihi satu jam," ujarnya.
Di jalan tol juga terjadi kepadatan, tetapi tidak begitu signifikan. Kepolisian memberlakukan sistem lawan arus atau contra flow di jalan tol ruas Cawang hingga Tegal Parang.
"Contra flow dimaksudkan untuk memecah arus kendaraan agar tidak terlalu padat, khususnya dari Cawang menuju Grogol. Petugas sudah disiapkan untuk mengatur arus kendaraan. Sistem pengalihan arus juga sudah diberlakukan," kata Wahyono lagi.
Namun, dia mengaku belum bisa memprediksi kapan kemacetan seperti biasa terjadi. Pihaknya belum memperkirakan berapa kenaikan jumlah kendaraan pascalibur Lebaran.
"Yang jelas, kami tetap mengimbau masyarakat pengguna jalan agar tetap mematuhi peraturan lalu lintas dan tetap menjaga keselamatan di jalan," ujar mantan Kapolres Blitar itu.
Korban Tewas
Informasi lain dari kepolisian, sebanyak 908 orang tewas korban kecelakaan lalu lintas (laka lantas) selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2012 menyambut Lebaran di seluruh Indonesia.
"Jumlah laka lantas selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2012 mencapai 5.233 kasus. Dari jumlah itu, 908 orang meninggal dunia," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, Senin.
"Penyebab kecelakaan yang terjadi karena faktor kelalaian pengemudi, karena kecepatan, tidak hati-hati masuki jalan yang licin, tidak hati-hati mendahului kendaraan orang lain," ujar Brigjen Boy Rafli Amar.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun tercatat 1.505 orang mengalami luka berat, sedangkan 5.139 lainnya luka ringan. Sementara kerugian materiil selama 16 hari itu mencapai Rp 11,8 miliar lebih.
Hari Senin kemarin, sekitar 27 pemudik mengalami luka-luka akibat kecelakaan lalu lintas di jalur pantura Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin, hingga sempat mengganggu arus lalu lintas di sepanjang jalan wilayah Sukasari.
Informasi dari sejumlah saksi mata, peristiwa kecelakaan itu terjadi berawal setelah kendaraan bus PO Antar Lintas Sumatera (ALS) bernopol BK-7187-FY melaju dengan kecepatan tinggi di jalan raya pantura wilayah Sukasari, Subang, dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta.
"Secara tiba-tiba kendaraan tersebut oleng hingga akhirnya menabrak bus Dewi Sri bernopol G-7165-BE yang baru keluar dari sebuah rumah makan," kata Ujang (30), petugas parkir rumah makan.
Akibat kecelakaan yang melibatkan dua bus itu, kedua kendaraan bus itu hancur pada bagian depan dan samping, serta dilaporkan 27 orang mengalami luka-luka dan tidak ada yang sampai meninggal dunia. (Antara/Sadono/ suarakarya-online.com)
Continue Reading
Salah satu penyebabnya adalah pelajar sekolah negeri kemarin belum masuk sekolah. Begitu juga sebagian pegawai negeri maupun swasta, masih menikmati cuti pribadi.
"Anak saya dua, semua di sekolah negeri. Mereka baru bersekolah besok (Selasa ini--Red). Kalau sudah sekolah, pasti jalan macet," kata Nuraida, warga kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Menurut pemantaun Suara Karya, suasana lalu lintas di jalan raya ramai lancar terlihat di Tol Serpong dan lingkar luar Jakarta (JORR). Kendaraan roda dua maupun roda empat bisa melaju hingga 60 kilometer per jam.
Kendati demikian, di sejumlah titik kondisi lalu lintas jalan raya itu sudah normal seperti biasa. Antrean panjang kendaraan dan lalu lintas yang padat merayap terlihat antara lain di kawasan Cawang, Jalan Gatot Subroto, Pulogadung, Pasar Minggu, Slipi, Mampang, Kampung Melayu, dan Kampung Rambutan. Polisi pun memberlakukan contra flow (melawan arus) di ruas Tol Cawang untuk menghindari kemacetan lalu lintas arah Semanggi dan Grogol.
Di Cawang, antrean panjang kendaraan terlihat hingga perempatan Kuningan. Kondisi lalu lintas padat merayap juga terlihat di tol dalam kota menuju Slipi dan persimpangan Senen.
Kepolisian bahkan melakukan rekayasa lalu lintas di kawasan Slipi (Jalan Gatot Subroto). Polisi terpaksa mengerahkan mobil pribadi, bus, hingga sepeda motor masuk jalur busway di sepanjang Jalan Gatot Subroto. Akibatnya, kemacetan juga terjadi di jalur busway.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Wahyono membenarkan, belum semua lalu lintas jalan raya di Jakarta kemarin normal. "Menurut pemantauan di TMC (Pusat Manajemen Lalu Lintas) dan petugas kami di lapangan, belum terjadi kepadatan lalu lintas seperti biasa," katanya.
Itu berarti, belum seluruh masyarakat Jakarta beraktivitas seperti biasa. "Mungkin baru 75 persen," ujar Wahyono.
Dia menjelaskan, kemarin juga belum ada perubahan terhadap titik kepadatan lalu lintas, seperti di Jalan Gatot Subroto, Kuningan, Mampang, Jalan Raya Pasar Minggu, juga Jalan Raya Dewi Sartika. "Antrean kendaraan tidak sampai melebihi satu jam," ujarnya.
Di jalan tol juga terjadi kepadatan, tetapi tidak begitu signifikan. Kepolisian memberlakukan sistem lawan arus atau contra flow di jalan tol ruas Cawang hingga Tegal Parang.
"Contra flow dimaksudkan untuk memecah arus kendaraan agar tidak terlalu padat, khususnya dari Cawang menuju Grogol. Petugas sudah disiapkan untuk mengatur arus kendaraan. Sistem pengalihan arus juga sudah diberlakukan," kata Wahyono lagi.
Namun, dia mengaku belum bisa memprediksi kapan kemacetan seperti biasa terjadi. Pihaknya belum memperkirakan berapa kenaikan jumlah kendaraan pascalibur Lebaran.
"Yang jelas, kami tetap mengimbau masyarakat pengguna jalan agar tetap mematuhi peraturan lalu lintas dan tetap menjaga keselamatan di jalan," ujar mantan Kapolres Blitar itu.
Korban Tewas
Informasi lain dari kepolisian, sebanyak 908 orang tewas korban kecelakaan lalu lintas (laka lantas) selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2012 menyambut Lebaran di seluruh Indonesia.
"Jumlah laka lantas selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2012 mencapai 5.233 kasus. Dari jumlah itu, 908 orang meninggal dunia," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, Senin.
"Penyebab kecelakaan yang terjadi karena faktor kelalaian pengemudi, karena kecepatan, tidak hati-hati masuki jalan yang licin, tidak hati-hati mendahului kendaraan orang lain," ujar Brigjen Boy Rafli Amar.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun tercatat 1.505 orang mengalami luka berat, sedangkan 5.139 lainnya luka ringan. Sementara kerugian materiil selama 16 hari itu mencapai Rp 11,8 miliar lebih.
Hari Senin kemarin, sekitar 27 pemudik mengalami luka-luka akibat kecelakaan lalu lintas di jalur pantura Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin, hingga sempat mengganggu arus lalu lintas di sepanjang jalan wilayah Sukasari.
Informasi dari sejumlah saksi mata, peristiwa kecelakaan itu terjadi berawal setelah kendaraan bus PO Antar Lintas Sumatera (ALS) bernopol BK-7187-FY melaju dengan kecepatan tinggi di jalan raya pantura wilayah Sukasari, Subang, dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta.
"Secara tiba-tiba kendaraan tersebut oleng hingga akhirnya menabrak bus Dewi Sri bernopol G-7165-BE yang baru keluar dari sebuah rumah makan," kata Ujang (30), petugas parkir rumah makan.
Akibat kecelakaan yang melibatkan dua bus itu, kedua kendaraan bus itu hancur pada bagian depan dan samping, serta dilaporkan 27 orang mengalami luka-luka dan tidak ada yang sampai meninggal dunia. (Antara/Sadono/ suarakarya-online.com)